Penelitian ini didasarkan pada fenomena remaja asuh yang mengalami disorientasi masalah kehidupan karena ditinggalkan orang tua sehingga mereka kehilangan sosok ideal dan menjadi ditempatkan di panti asuhan. Hal Ini telah memicu mereka untuk memiliki arti hidup yang rendah (tidak berarti). Tujuan penelitian untuk mengetahui, memahami, dan menafsirkan fakta remaja yang tinggal di panti asuhan melalui tiga komponen makna kehidupan, yaitu; 1) nilai kreatif, 2) nilai experiental, 3) nilai sikap. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan pada dua orang remaja di Pusat Perlindungan Sosial Anak (BPSAA) dengan latar belakang keluarga yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen makna kehidupan adalah: (1) nilai kreatif direalisasikan dengan mengikuti kegiatan remaja seperti kegiatan ekstrakurikuler atau lingkungan seperti bertani, (2) nilai apresiasi yang diperoleh dari dukungan yang diperoleh dari keluarga dan wali asuh. (3) nilai sikap diwujudkan dalam tanggung jawab atas sikap yang dilakukan dan menikmati kebersamaan dengan keluarga asuh. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses penghayatan tetang kebermaknaan (meaningfull) hidup pada remaja di Pusat Perlindungan Sosial Anak (BPSAA) berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, disarankan untuk pembina panti asuhan untuk memahami kakarakter masing- masing anak asuhnya.