Curriculum design to improve adolescent social-emotional skills
Abstract
Strawberry generation, internet addiction disorder, consumerism, identity diffusion, and promiscuity are phenomena that affect adolescents today. One of the triggers of these things is the maturity of the amygdala first as the center of emotion control compared to the prefrontal cortex as the logical mind controller. Efforts are needed so that adolescents are not trapped in acts of delinquency or juvenile crime. Adult guidance in training social-emotional skills can be one of the efforts. Social-emotional skills are a process to hone the competence to recognize self-identity, recognize and manage emotions, be responsible in making decisions, be assertive, and apply effectively to various social demands. The curriculum design in this study was developed by adapting backward design with the stages of setting goals in the form of competencies expected to be attached to students, then determining activities or evidence to test the achievement of goals, and lastly, designing learning experiences. This research uses literature studies to find the theoretical basis of the phenomena that occur and design solutions to these phenomena. Social-emotional skills have a high level of urgency to be implemented because they can prevent delinquency and crime in adolescents and improve student academic achievement.
Abstrak
Generasi strawberry, gangguan kecanduan internet, konsumerisme, difusi identitas, dan pergaulan bebas adalah fenomena yang terjadi di remaja saat ini. Salah satu pemicu dari hal-hal tersebut adalah matangnya amigdala terlebih dahulu sebagai pusat pengendali emosi dibandingkan korteks prefrontal sebagai pengendali pikiran logis. Diperlukan upaya agar remaja tidak terjebak dalam tindakan kenakalan atau kejahatan remaja. Bimbingan orang dewasa dalam melatih keterampilan sosial-emosional dapat menjadi salah satu upaya. Keterampilan sosial-emosional merupakan suatu proses untuk mengasah kompetensi mengenali identitas diri, mengenali dan mengelola emosi, bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, bersikap asertif, dan berlaku efektif terhadap berbagai tuntutan sosial. Desain kurikulum dalam penelitian ini dikembangkan dengan mengadaptasi backward design dengan tahapan menetapkan tujuan berupa kompetensi yang diharapkan melekat pada diri siswa, kemudian menentukan kegiatan atau bukti untuk menguji ketercapaian tujuan, dan yang terakhir adalah mendesain pengalaman belajar. Penelitian ini menggunakan studi literatur untuk mencari landasan teori dari fenomena yang terjadi dan merancang solusi untuk fenomena tersebut. Keterampilan sosial emosional memiliki tingkat urgensi yang tinggi untuk diimplementasikan karena tidak hanya dapat mencegah kenakalan dan kriminalitas pada remaja, tetapi juga dapat meningkatkan prestasi akademik siswa.
Kata Kunci: Desain backward; desain kurikulum; keterampilan sosial emosional
Keywords
Full Text:
Download PDF (English)References
Abate, M. A. (2023). “Where All the People are Fantastical and Magical”-and hurting: Intergenerational trauma and social-emotional learning in Encanto. Children's Literature in Education, 54(2), 1-18.
Alaydrus, R. M. (2017). Membangun kontrol diri remaja melalui pendekatan Islam dan neuroscience. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 22(2), 15-27.
Alderman, E. M., Breuner, C. C., Grubb, L. K., Powers, M. E., Upadhya, K., & Wallace, S. B. (2019). Unique needs of the adolescent. Pediatrics, 144(6), 1-14.
Azalia, S. S., & Pratitis, N. T. (2020). Terapi Neuro Linguistic Programming (NLP) untuk meningkatkan resiliensi pada remaja dengan Non-Suicidal Self Injury (NSSI). Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 9(2), 269-285.
Bailey, R., Stickle, L., Brion-Meisels, G., & Jones, S. M. (2019). Re-imagining social-emotional learning: Findings from a strategy-based approach. Phi Delta Kappan, 100(5), 53-58.
Bierman, K. L., & Sanders, M. T. (2021). Teaching explicit social-emotional skills with contextual supports for students with intensive intervention needs. Journal of Emotional and Behavioral Disorders, 29(1), 14-23.
Cahyono, B. D., Handayani, D., & Zuhroidah, I. (2019). Hubungan antara pemenuhan tugas perkembangan emosional dengan tingkat stres pada remaja. Jurnal Citra Keperawatan, 7(2), 64-71.
Cahyono, T. (2022). Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Prophetic: Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal, 5(2), 125-134.
Cañas-Bajo, J. (2020). Emotional film experience. Emotions in Technology Design: From Experience to Ethics, 1(1), 105-123.
Caves, C., & Basu-Roy, R. (2022). How contemporary Disney film can be used for mental health teaching in schools: A case study of Inside Out (2015). BJPsych Open, 8(1), 1-19.
Chernikova, O., Heitzmann, N., Stadler, M., Holzberger, D., Seidel, T., & Fischer, F. (2020). Simulation-based learning in higher education: A meta-analysis. Review of Educational Research, 90(4), 499-541.
Danner, D., Lechner, C. M., & Spengler, M. (2021). Do we need socio-emotional skills?. Frontiers in Psychology, 12, 1-3.
Diananda, A. (2019). Psikologi remaja dan permasalahannya. Istighna: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, 1(1), 116-133.
Fanani, Q. (2022). Efektifitas GROW virtual coaching model: Peningkatkan kemampuan mahasiswa keperawatan dalam perencanaan karir. Jurnal Komtekinfo, 9(1), 1-5.
Feng, M., & Zhou, G. (2023). Children’s peer rejection trajectories and Internet gaming addiction: A five-wave growth mixture model. International Journal of Behavioral Development, 47(5), 375-383.
Fitriyadi, M. Y., Rahman, M. R., Asshidiqi, M. R. A., Ilham, M. A., Aibina, O. I., Hesda, N., & Al Fayyedh, F. (2023). pengaruh dunia IT terhadap perilaku remaja generasi z. Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya, 1(2), 21-37.
Ghofiniyah, E., & Setiowati, E. A. (2018). Hubungan antara kematangan emosi dan ketrampilan sosial dengan penyesuaian diri pada santri Pondok Pesantren Daar Al Furqon Kudus. Proyeksi: Jurnal Psikologi, 12(1), 1-16.
Gustafsson, J., & Öster, S. (2023). A solution-focused coaching approach to promote adolescent mental well-being in a school setting. European Journal of Public Health, 33(2), 1-10.
Hardiyanto, S., & Romadhona, E. S. (2018). Remaja dan perilaku menyimpang. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 23-32.
Hartogsohn, I., & Vudka, A. (2023). Technology and addiction: what drugs can teach us about digital media. Transcultural Psychiatry, 60(4), 651-661.
Hasan, M. Z. A., & Fuady, M. E. (2023). Representasi pesan moral pada film Inside Out. Bandung Conference Series: Public Relations, 3(1), 87-95.
Hasmarlin, H., & Hirmaningsih, H. (2019). Self-compassion dan regulasi emosi pada remaja. Jurnal Psikologi, 15(2), 148-156.
Hendarsyah, J. D. (2020). Character and characterization in the film Inside Out by Peter Hans Doctor. Apollo Project: Scientific Journal of the English Literature Study Program, 8(1), 27-34.
Hiser, J., & Koenigs, M. (2018). The multifaceted role of the ventromedial prefrontal cortex in emotion, decision making, social cognition, and psychopathology. Biological Psychiatry, 83(8), 638-647.
Indah, M., & Lathifah, M. (2021). Efektivitas layanan informasi dengan menggunakan film Imperfect untuk mereduksi self-harm pada diri mahasiswa. Efektor, 8(2), 184-189.
Karlina, L. (2020). Fenomena terjadinya kenakalan remaja. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 147-158.
Khermarinah, K. (2018). Problematika kenakalan pada kalangan remaja. At-Ta’lim: Media Informasi Pendidikan Islam, 16(2), 341-358.
Liu, Y., Di, S., Shi, Y., & Ma, C. (2022). Meaning in life and adolescent self-control: Effect of perceived social support and its gender differences. Frontiers in Psychology, 13, 1-10.
Lux, M. E., Merino, M. M., Viviescas, A., & Escobar, J. M. (2023). The other pandemic: Mental illness in young people from low and middle-income countries. Current Opinion in Psychology, 52, 1-6.
Martin, E. M., Moorcroft, S. J., & Johnson, T. G. (2019). Backwards design and program level approaches to coach development in higher education. International Sport Coaching Journal, 6(3), 329-338.
Mohanasundaram, K. (2018). Curriculum design and development. Journal of Applied and Advanced Research, 3(1), 4-6.
Munirah, M. (2015). Sistem Pendidikan di Indonesia: Antara keinginan dan realita. Auladuna: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 2(2), 233-245.
Nisfa, N. L., Latiana, L., Pranoto, Y. K. S., & Diana, D. (2022). Pengaruh pendekatan pembelajaran Project Based Learning (PJBL) terhadap kemampuan sosial dan emosi anak. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 5982-5995.
Pinheiro, B. G., Luz, D. A., Cartágenes, S. D. C., Fernandes, L. D. M. P., Farias, S. V., Kobayashi, N. H. C., ... & Maia, C. D. S. F. (2022). The role of the adenosine system on emotional and cognitive disturbances induced by ethanol binge drinking in the immature brain and the beneficial effects of caffeine. Pharmaceuticals, 15(11), 1-25.
Rajurkar, S., Chavan, K. D., Kachewar, S. G., & Giri, P. A. (2019). A review of significant aspects contributing to curriculum development. International Journal of Research in Medical Sciences, 7(1), 317-322.
Rahman, K. A., & Mulyadi, M. (2023). Peranan kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum merdeka program sekolah penggerak di SMA Kabupaten Sarolangun. Journal of Education and Instruction (Joeai), 6(2), 369-375.
Rokhyani, E. (2022). Penguatan praksis bimbingan konseling dalam implementasi kebijakan merdeka belajar. PD Abkin Jatim, 3(1), 26-38.
Ross, K. M., & Tolan, P. (2018). Social and emotional learning in adolescence: Testing the casel model in a normative sample. The Journal of Early Adolescence, 38(8), 1170-1199.
Rosyida, A. H. (2020). Efektivitas terapi film dalam meningkatkan empati. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 8(2), 211-220.
Salubi, O. G., & Muchaonyerwa, N. (2023). Postgraduate students’ internet use and prevalence of internet addiction: what roles can librarians play post COVID-19?. Digital Library Perspectives, 39(4), 517-537.
Sanjaya, A. S. (2022). Penerapan Neuro Linguistic Programming (NLP) dalam kecerdasan emosional untuk keberhasilan siswa. Jurnal Syntax Transformation, 3(9), 1226-1235.
Sari, R. K. (2021). Penelitian kepustakaan dalam penelitian pengembangan pendidikan bahasa Indonesia. Jurnal Borneo Humaniora, 4(2), 60-69.
Setyowati, W. (2018). Studi pencapaian tugas perkembangan remaja pada siswa-siswi SMAN 1 Porong. Hospital Majapahit: Jurnal Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto, 10(1), 51-62.
Simatupang, N. (2021). Kenakalan remaja dalam bentuk geng motor dan peran keluarga dalam pencegahannya. Prosiding Seminar Nasional Kewirausahaan, 2(1), 1199-1206.
Wang, J., & Sun, Y. (2023). Time Flies, but you’re in control: The mediating effect of self-control between time attitude and academic procrastination. BMC Psychology, 11(1), 1-10.
Yose, D., Ikhwan, I., & Amri, E. (2022). Fenomena pelaku konsumtif remaja Kota Padang penikmat coffee shop. Jurnal Perspektif, 5(2), 208-216.
DOI: https://doi.org/10.17509/jik.v21i1.63495
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Rika Yustikarini
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Inovasi Kurikulum
Published by Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)
in collaboration with Curriculum Development Study Program
Faculty of Education - Universitas Pendidikan Indonesia
Gedung FIP UPI Lt. 9 Jl. Dr. Setiabudhi Bandung 40154
Indexed By:
Google Scholar p. ISSN 1829-6750 | Google Scholar e. ISSN 2798-1363