APAKAH TERJADI FENOMENA JANUARY EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA?
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terjadi fenomena january effect di Bursa Efek Indonesia. Populasi dan sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (555) selama kurun waktu 1997-2018 dengan menggunakan data Indeks Harga Saham Gabungan. Alat analisis yang digunakan adalah T-Tes One Paired Sampel. Hasil penelitian menemukan bahwa IHSG akhir tahun dan IHSG awal tahun sangat identik, sehingga tidak terjadi perbedaan harga saham pada awal tahun dengan akhir tahun. Sehingga penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi fenomena january effect di Bursa Efek Indonesia.
Selama tiga tahun terakhir (2016-2018) terjadi penurunan IHSG pada perdagangan perdana di Bursa Efek Indonesia. IHSG pada perdagangan perdana tahun 2016 ditutup turun 1,46% atau 67,09 poin ke level 4.525,92. Begitupula pula pada awal tahun 2017 IHSG ditutup turun 0,39% atau 20,74 poin ke level 5.275,97. Pada perdagangan perdana tahun 2018 juga mengalami penurunan 0,26% atau 16,41 poin ke level 6.339,24. Sementara itu, pada saat yang bersamaan di bursa regional seperti Indeks Hang Seng mengalami kenaikan 1,99% atau 596,16 poin ke level 30.515,30.
Penurunan IHSG pada awal tahun, salah satu penyebabnya karena investor asing (foreigen investor) masih melakukan penjualan saham. Bursa Efek Indonesia (2018) mencatat terjadi penjualan saham oleh investor asing pada perdagangan perdana tahun 2018 sebanyak 595.916.283 dengan nilai Rp.1.475.815.639.141. Fenomena ini tidak sesuai dengan pendapat Sharpe, Alexander, dan Bailey (1999) bahwa investor membeli kembali saham pada bulan januari karena saham-saham pada awal tahun memiliki prospek yang baik.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bursa Efek Indonesia. (2018). Indonesia Stock Exchange. http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/statistik.aspx. Jumat, 2 Februari 2018.
Fama, E.F. (1965). The Behavior of Stock-Market Prices. Journal of Business, 38(1), pp. 34-105.
Jogiyanto. (2009). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Penerbit Andi
Kahneman, D. and Tversky, A. (1979). Prospect Theory: An Analysis of Decision under Risk. Econometrica, 1979, Vol. 47, No. 2, pp. 263-292.
Keim, D. (1983). Size Related Anomalies and Stock Return Seasonality: Futher Empirical Evidence. Journal of Financial Economics, Desember 1983.
Nita, F. A dan Silviana, A. (2016). Pengaruh Likuditas, Solvabilitas, Rasio Pasar, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Subsektor Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 No. 3, 2016
Reilly, Frank K. and Brown Keith C. (2012). Investment Analysis and Portfolio Management. Tenth Edition, South Western Cengange Learning, USA
Rozzef, M. S., and W.R. Kinney, Jr. (1976). Capital Market Seasonality: The Case of Stock Returns. Journal of Financial Economic, Vol. 3. 1976.
Sharpe W.F., Alexander G.J. and Bailey J.V. (1999). Investment, Fifth Edition, Prantice Hall New Jersey.
Shefrin, H. (2000). Beyond Greed and Fear: Understanding Behavioral Finance and Psychology of Investing. Harvard Business School Press. Harvard.
Shefrin, H. and Statman, M. (1994). Behavioral Capital Asset Pricing Theory. Journal of Financial and Quantitative Analysis, 29, pp. 323-349.
Shiller, R. (1995). Conversation, Information and Herd Behaviour. American Economic Review, 85, 181-185.
Sidney B. Wachtel. (1942). Certain Observations on Seasonal Movements in Stock Prices. The Journal of Business of the University of Chicago. Vol. 15, No. 2 (Apr., 1942), pp. 184-193
Suhariyadi dan Purwanto S.K. (2009). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat
Yahoo Finance. (2018). Jakarta Composite Index.
https://finance.yahoo.com/quote/%5EJKSE/history?p=%5EJKSE, Jumat, 2 Februari 2018.
DOI: https://doi.org/10.17509/jrak.v6i1.10457
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats