ANALISIS PERSEPSI WISATAWAN NUSANTARA DAN WISATAWAN MANCANEGARA MENGENAI MITIGASI BENCANA DAN MINAT BERKUNJUNG DI TWA GUNUNG TANGKUBAN PARAHU
Abstract
TWA Gunung Tangkuban Parahu memiliki banyak potensi alam dan sebanding dengan resiko bencananya sedangkan minat berkunjungnya tetap tinggi. Menurut Bongkosh (2007) “safety were the most important travel motivations”. Dalam menentukan keamanan tersebut wisatawan harus memiliki pengetahuan kebencanaan dan biasanya dapat mempengaruhi minat berkunjung. Peneliti bermaksud untuk meneliti perbandingan persepsi wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara mengenai mitigasi bencana dan minat berkunjung di TWA Gunung Tangkuban Parahu. Metode yang digunakan adalah analisis metode kuantitatif dengan analisis data menggunakan Independent T-Test. Dalam penelitian ini ditemukan perbedaan persepsi antara persepsi wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Dari 8 variabel dalam penelitian ini diantaranya 4 variabel memiliki perbedaan persepsi antara kedua belah pihak. Dengan mengetahui letak perbedaan persepsi dari wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, hal ini menjadi perhatian bagi semua pihak yang terkait terutama pihak pengelola untuk meningkatkan dan menambah fasilitas mitigasi bencana di TWA Gunung Tangkuban Parahu baik secara struktural maupun non struktural supaya mampu mempertahankan minat berkunjung wisatawan.
Kata Kunci: Persepsi, Wisatawan, Mitigasi Bencana, Minat Berkunjung, TWA Gunung Tangkuban Parahu
Full Text:
PDFReferences
___ (2014) Gerakan Sadar Bencana Harus Ditingkatkan. [Online] Tersedia di: http://www.suarakarya-online.com
Arnoldus Dhae (2016). Budaya Sadar Bencana Indonesia Masih Rendah. [Online]. Tersedia di: http://mediaindonesia.com/news/read/85087/budaya-sadar-bencana-indonesia-masih-rendah/2016-12-29
Bongkosh (2007). Responding to Disaster: Thai and Scandinavian Tourists’ Motivation to Visit Phuket, Thailand. Thailand : Journal of Travel Research, Vol. 46, May 2008, 422-432
BPS Provinsi Jawa Barat. (2014). Data Kunjungan Wisatawan ke Akomodasi dan Objek Wisata di Provinsi Jawa Barat. Badan Pusat Statistik. Bandung.
Kementrian Pariwisata. (2016). Seminar Internasional Pariwisata Halal.
Pitana, I. Gede dan Gayatri, Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset
Radianta Triatmadja. (2010). Tsunami: Kejadian, Penjalaran, Daya Rusak, dan Mitigasinya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Rahayu dan Budiyanto. (2004). Manajemen Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Republik Indonesia, Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.306/Menhut-II/2009 tanggal 29 Mei 2009 (Periode 2009 – 2039).
Republik Indonesia, Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 528/Kpts/Um/9/74 tanggal 3 September 1974
Republik Indonesia, Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana
Republik Indonesia, Surat Edaran Mendiknas Republik Indonesia Nomor 70a/MPN/SE/2010 tentang sekolah siaga bencana
Samosir, Agung (2016). Didominasi Cina Turis Asing Bertahan di Atas 1 Juta. [Online]. Tersedia di: http://katadata.co.id/berita/2016/12/01/cina-masih-mendominasi-kunjungan-wisatawan-asing-pada-oktober-2016
UNWTO. (2009). Handbook on Destination Branding. Madrid, Spain ISBN: 978-92-844-1311-9.
DOI: https://doi.org/10.17509/jithor.v1i1.13288
Refbacks
- There are currently no refbacks.
eISSN : 2654-4687
pISSN : 2654-3893
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License