PEMALU PADA ANAK USAI DINI
Abstract
The PAUD program is not intended to steal anything that should be obtained at the basic education level, but rather to provide appropriate educational facilities for children, so that children have readiness physically, mentally, and socially / emotionally in order to enter further education. . The word shy comes from the word "shame", which in the general Indonesian dictionary, the term shame is feeling very displeased, low, humiliated and so on because of doing something that is not good, flawed. There are a number of things parents can do to help their child overcome shyness that the parent or educator does not make fun of. The shy nature of the child or talking about his shyness in front of the child. The characteristic of a shy child is that he tends to avoid social relationships with other people and the environment. Being reluctant, hesitant and not easily involved with other people and their environment.
Program PAUD tidak dimaksudkan untuk mencuri start apa-apa yang seharusnya diperoleh pada jenjang pendidikan dasar, melainkan untuk memberikan fasilitas pendidikan yang sesuai bagi anak, agar anak pada saatnya memiliki kesiapan baik secara fisik, mental, maupun sosial/emosionalnya dalam rangka memasuki pendidikan lebih lanjut. Kata pemalu berasal dari kata “malu”, yang dalam kamus umum bahasa Indonesia, terminologi malu adalah merasa sangat tidak senang, rendah, hina dan sebagainya karena berbuat sesuatu yang kurang baik, bercacat. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak untuk mengatasi sifat pemalu yaitu orang tua atau seorang pendidik tidak mengolok-olok. Sifat pemalu anak atau membicarakan sifat pemalunya di depan anak tersebut. Ciri anak pemalu adalah cenderung menghindari hubungan sosial dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Bersikap segan, ragu-ragu dan tidak mudah melibatkan diri dengan orang lain dan lingkungannya.
Keywords
Full Text:
Hal 17-24References
Aisyah, A. (2020). Pendidikan Karakter Untuk Perkembangan Moral Anak Usia Dini. Jurnal Warna: Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Usia Dini, 5(2), 77-84.
Amalia, A., Oktaria, D., & Oktafani, O. (2018). Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah selama Masa Hospitalisasi. Jurnal Majority,
(2), 219-225.
Amini, N., & Naimah, N. (2020). Faktor Hereditas Dalam Mempengaruhi Perkembangan
Intelligensi Anak Usia Dini. Jurnal Buah Hati, 7(2), 108-124.
Andriani, A., & Listiyandini, R. A. (2017). Peran kecerdasan sosial terhadap resiliensi pada mahasiswa tingkat awal. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(1), 67-90.
Ariyanti, T. (2016). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang Anak The Importance Of Childhood Education For Child Development. Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1).
Azizah, U. (2018). Keterlambatan Bicara dan Implikasinya dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Hikmah: Jurnal Pendidikan Islam, 6(2), 281-297
de Breving, R. M., Ismanto, A. Y., & Onibala, F. (2015). Pengaruh penerapan atraumatic
care terhadap respon kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi di RSU pancaran kasih gmim manado dan RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado. Jurnal Keperawatan, 3(2)
Fadlan, M. (2018). Pendekatan Dalam Menilai Internal Control System Pada Pemanfatan Teknologi Informasi: Sebuah Kajian Pustaka. Jurnal INSTEK (Informatika Sains dan Teknologi), 3(2), 181-190
Fauziah, I., Ernita, E., Octavia, D. R., & Dwiyanti, M. (2020). Analisis Gangguan psikososial dan emosional aud Di RA Nurul Iman Medan Belawan selama pembelajaran berbasis daring. Kumara Cendekia, 8(3), 316-330
Hasiana, I. (2020). Peran Keluarga dalam Pengendalian Perilaku Emosional pada
Anak Usia 5-6 Tahun. Child Education Journal, 2(1), 24-33
Handayani, M. (2017). Pencegahan kasus kekerasan seksual pada anak melalui komunikasi antarpribadi orang tua dan anak. JIV-Jurnal Ilmiah Visi, 12(1), 67-80.
Ma'rufi, A., Suryana, Y., & Muslihin, H. Y. (2018). Hubungan sikap berani dengan kepercayaan diri pada kegiatan senam irama. PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(3), 287-296.
Mu'awwanah, U. (2017). Perilaku Insecure Pada Anak Usia Dini. As-Sibyan:Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(01), 47-58.
Na’imah, A. V. K. (2020). Analisis Problematika Prilaku Perkembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 6(2), 111-113.
Novikasari, M. (2015). Peranan Guru dalam Mengatasi Anak Pemalu di Raudhatul
Athfal Dharma Wanita Kementerian Agama. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 4(5).
Otaya, L. G. (2018). Strategi Modeling Partisipan Dalam Meminimalkan Sikap Pemalu Anak: Studi Single Case Research. Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 6(2), 1-28.
Trijayanti, S. (2016). Peranan orang tua dalam mengatasi sifat pemalu pada anak (Studi Kasus pada Anak di PAUD Terpadu Pontianak Barat). Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1).
Uce, L. (2017). The golden age: Masa efektif merancang kualitas anak. Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 1(2), 77-92.
Untara, I. M. G. S., & Somawati, A. V. (2020). Internalisasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Dalam Keluarga Hindu Di Desa Timpag Kabupaten Tabanan. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 333-358.
Zola, N., Ilyas, A., & Yusri, Y. (2017). Karakteristik Anak Bungsu. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 5(3), 109-114.
DOI: https://doi.org/10.17509/recep.v2i1.30628
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Research in Early Childhood Education and Parenting
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.