KOMUNIKASI INTERPERSONAL NAKES DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN PASIEN PENDERITA TUBERKOLOSA

Hedi Heryadi

Abstract


Patients with tuberculosis certainly have a desire to recover. The desire to healhy can be driven by various things and various factors. In this case the factors that encourage healing can arise from   internal and external sufferers. Health education provided by health workers in an effort to improve public   health    needs to be supported by the ability of health workers to carry out interpersonal communication so that government programs to nourish the community can be achieved according to the targets set.  Social reality in the form of values attached to the concept of healthy living behavior will be accepted by  people      with Tuberculosis from their environment through an interaction process. This stage is known as internalization. When internalizing these values, there are different meanings of symbols  of healthy living  behavior caused by various factors, so that tuberculosis sufferers have their own version of meaning of healthy living behavior, which is externalized through verbal and nonverbal expressions. It is this understanding of the symbol of healthy living behavior based on its version that ultimately forms a new  social reality of the concept and meaning of healthy living, this is called externalization. The results  of the externalization process carried out by tuberculosis patients will slowly be legitimized institutionally and socially, so objectification occurs in the form of a process of mutual acceptance of the meaning  of clean     and healthy living behavior for tuberculosis patients and the environment they interact with.

 

Pasien penderita penyakit tuberkolosa tentunya mempunyai keinginan untuk sembuh. Keinginan untuk sembuh dapat didorong oleh berbagai hal dan  berbagai faktor. Dalam  hal ini faktor-faktor yang mendorong untuk kesembuhan dapat muncul dari internal dan eksternal penderita. Pendidikan Kesehatan yang diberikan oleh Nakes dalam upaya meningkatkan Kesehatan masyarakat perlu ditunjang oleh kemampuan Nakes dalam melakukan komunikasi interpersonal sehingga, program pemerintah dalam menyehatkan masyarakat dapat tercapai sesuai target yang sudah dicanangkan. Realitas sosial      berbentuk nilai-nilai yang melekat pada konsep perilaku hidup sehat akan diterima oleh para   pengidap Tuberkolosa dari lingkungannya melalui proses interaksi. Tahapan ini disebut sebagai internalisasi. Pada saat melakukan internalisasi nilai-nilai tersebut, terjadi pemaknaan yang berbeda atas simbol perilaku hidup sehat yang disebabkan oleh beragam faktor, sehingga para penderita tuberkolosa memiliki makna perilaku hidup sehat menurut versinya sendiri, yang dieksternalisasikan melalui pengekspresian secara verbal dan nonverbal. Pemahaman tentang simbol perilaku hidup sehat berdasarkan versinya inilah yang pada akhirnya membentuk realitas sosial yang baru akan konsep dan arti hidup sehat, ini  disebut eksternalisasi. Hasil      dari proses eksternalisasi yang dilakukan oleh pasien tuberkolosa secara p erlahan akan terlegitimasi  secara institusional maupun sosial, maka terjadilah obyektivikasi berupa proses penerimaan bersama atas makna perilaku hidup bersih dan sehat bagi para pasien tuberkolosa serta lingkungan yang berinteraksi dengan mereka.


Keywords


Interpersonal communication; tubercolosa patient; healthy workers; healthy living behaviour; Komunikasi interpersonal; Nakes; pasien tuberkolosa; motivasi sembuh

Full Text:

PDF

References


Berry, D. 2007. Health communication: Theory and practice. Open University Press, New York.

Creswell, J. W. 1998. Qualitative inquiry and research design: Choosing among five traditions. USA, Sage Publications Inc.

Denzim, N. K., dan Yvonna S. L. 2009. Handbook of qualitative research. Terjemahan Dariyatno, Badrus Samsul Fata, Abi, dan John Rinaldi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

DeVito, J. A., 1997. Komunikasi antarmanusia, Terjemahan Agus Maulana, Professional Books, Jakarta.

Fisher, B. A. 1986. Teori-teori komunikasi. Terjemahan Soejono Trimo, Remaja Karya, Bandung.

Griffin, Em.(ed) 2003. A first look at communication theory. 5th Edition, New York McGraw Hill.

Harapan, E. 2014. Komunikasi antarpribadi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Kemenkes RI. 2015. Materi inti 1 program pengendalian tuberkulosis. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Lindlof, T. R. 1995. Qualitative communication research methods. California USA, Sage Publications.

Littlejhon, S. W. 1996. Theoris of human communications. Wadsworth Publishing Company, USA.

Moleong, J. L. 2000. Metode penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Moustakas, C. 1994. Phenomenological research methods. USA, Sage Publications Inc.

Miller, K. 2002. Communication theories (perspectivr, processes, and contexts). Mc Graw Hill, New York.

Miles, M. B. & Huberman, M. 1992. Analisa data kualitatif. Buku Sumber tentang Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendy. Jakarta Press, Jakarta.

Mulyana, D. 2016. Health and therapeutic communication. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyana, D., & Phd, M. A. (2022). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Remaja Rosdakarya.

Dedy, M. (2003). Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung, Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. (2004). Komunikasi efektif: suatu pendekatan lintasbudaya. Remaja Rosdakarya.

Richard, L. D. (2004). Komunikasi bisnis lintas budaya. Pengantar Deddy Mulyana, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyana, D., & Rakhmat, J. (1990). Komunikasi antarbudaya. Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, J. 2002. Psikologi komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Ritzer, G. & Goodman, J., Douglas, 2004. Teori sosiologi modern. Prenada Media, Jakarta.

Roganda, F. Davis; Salman; Nurcandrani, P.S. 2015. Pola komunikasi interpersonal terapeutik dokter terhadap pasien anak. Jurnal Kalbisocio, 2(2).

Sendjaja, Djuarsa, S., 2004. Teori komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.

Soeprapto, H., R., Riyadi, 2002. Interaksionis Simbolik. Averroes Press, Malang.

Sudjarwo, 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Mandar Maju, Bandung.

Sutaryo, 2002. Sosiologi Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.

Tubbs, Stewart L., 2000. Human Communication Konteks-Konteks Komunikasi. Terjemahan Deddy Mulyana dan Gembirasari, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Turner, Jonathan, H., 1991. The Structure of Sociological Theory. Wadsworth Publishing Co, Belmont CA.

Veeger, K., J., 1986. Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu-Masyarakat dalam Cakrawala Sejarah Sosiolog. Gramedia, Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.17509/e.v1i1.56503

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 EDUTECH

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Copyright © 2018 Edutech