LITERASI DIGITAL DALAM PRODUKSI PESAN REMAJA PADA INSTAGRAM
Abstract
The phenomenon of using social media, especially Instagram, has increased, especially among teenagers. This raises concerns about preventing negative impacts, especially regarding posts uploaded by teenagers. This research aims to examine adolescent digital literacy about message production, which is part of digital literacy competency. Teenagers use Instagram more than any other platform, making it a valuable research subject. This study employs a case study methodology and a qualitative approach with adolescent informants, ages 15 to 24. Fifteen research participants served as informants. The study's conclusions show that teens' degree of digital literacy has an impact on the messages they post on Instagram. Teens filter and choose only the information they require when consuming it. Teens in this instance believe that an Instagram account can truly capture the essence of its owner's personality. Because of this, teenage Instagram users exercise caution when uploading anything on their accounts. Teenagers consider words and diction carefully before deciding on content for their Instagram accounts. They also account for the unwritten digital ethics that are present in social media. They worry about whether their content is suitable for others to view or for their followers to view when they post photos and videos. Teens therefore seldom ever upload content to their accounts. This is to ensure that any message sent using their account will portray a positive and happy image.
Fenomena penggunaan media sosial khususnya instagram mengalami peningkatan terutama pada kalangan remaja. Hal ini menimbulkan kehawatiran dalam menangkal dampak negatif terutama berkaitan dengan postingan yang diunggah oleh remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji literasi digital remaja berkaitan dengan produksi pesan yang merupakan bagian dari kompetensi literasi digital. Media instagram yang menjadi media yang banyak digunakan oleh remaja menjadi obyek penelitian yang menarik untuk dikaji. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode studi kasus dengan informan remaja berusia 15 -24 tahun. Adapun jumlah informan sebanyak 15 orang yang mewakili penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa literasi digital mempunyai peran terhadap produksi pesan yang diproduksi oleh remaja pada instagram. Remaja menerima informasi dengan menyaring dan memilih informasi yang mereka perlukan saja. Dalam hal ini menurut remaja akun instagram dinilai mampu merepsentasikan bagaimana karakter si empunya akun secara langsung. Oleh sebab itulah, para remaja pengguna instagram berhati-hati dalam memproduksi pesan apapun dalam akunnya. Remaja dalam memproduksi pesan pada Instagram melewati proses berpikir terlebih dahulu serta melakukan pemilihan diksi atau kata-kata sebagai tahapan dalam proses memproduksi pesan pada akunnya. Mereka pun memperhatikan etika digital yang terdapat pada media sosial yang menjadi aturan yang tidak tertulis. Mereka mempunyai kekhawatiran juga ketika mengunggah informasi berupa foto dan video apakah unggahan ini layak atau tidak jika dikonsumsi oleh orang lain atau followernya. Sehingga remaja cenderung jarang melakukan unggahan pada akun mereka. Hal ini bertujuan agar pesan apapun yang disampaikan melalui akun mereka tersebut akan membentuk sebuah citra yang baik dan positif.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ardianto, & Elvinaro, Q-Anees. (2007). Filsafat Ilmu Komunikasi. Simbiosa Rekatama Media.
Darmawan, C., & Silvana, H. (2017). Media Literacy: The Effect Of Communications Media On Young Age Divorce In Bandung City. IBRAFF.
Grizzle, A., Tornero, J. M. P., & Manuel, J. (2016). Media and information literacy against online hate, radical, and extremist content. Media and Information Literacy: Reinforcing Human Rights, Countering Radicalization and Extremism, 179.
Hall, S. (1993). Culture, community, nation. Cultural Studies, 7(3), 349–363.
Kurnia, N., & Astuti, I. S. (2017). No Title. https://theconversation.com/pemetaan-9-kota-menegaskan-indonesia-harus-bangkit-dari-gagap-digital-84064
Lin, T. Bin, Li, J. Y., Deng, F., & Lee, L. (2013). Understanding new media literacy: An explorative theoretical framework. Educational Technology and Society, 16(4), 160–170. https://www.jstor.org/stable/pdf/jeductechsoci.16.4.160.pdf
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2009). Encyclopedia of Communications Theory. Sage Publications, inc.
Martin, A. (2006a). Digital Literacy and Digital Society dalam Lankshear. In C. & M. Knobel (Eds.), Digital Literacies: concepts, policies and practices. Die Deutsche Bibliothek.
Moleong, L. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Murthy, D. (2012). Towards a sociological understanding of social media: Theorizing Twitter. Sociology, 46(6), 1059–1073.
Prensky, M. (2001). Digital natives, digital immigrants. On the Horizon, 9(5), 1–6.
Rakhmawati, Nur, Kusuma, Agung (2015) Digital Native: A Study On The First-Year Student LiNGUA Vol. 10, No. 2, Desember 2015 • ISSN 1693-4725 • e-ISSN 2442-3823
Riduwan. (2018). Pengantar Statistika Sosial. Pengantar Statistika Sosial.
Santrock. (2011). Perkembangan Anak. Erlangga.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
DOI: https://doi.org/10.17509/e.v22i3.68971
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 EDUTECH
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.