BENTUK BUSANA PENGANTIN BATAK TOBA PERANTAUAN DI KELURAHAN TANAH MERAH PROVINSI RIAU

Winda Wulan Sari, Weni Nelmira

Abstract


This study examines the form of Batak Toba bridal clothing of migrants in Tanah Merah Village, Riau Province, especially in the context of wedding ceremonies. The purpose of this study is to understand the function and symbolism of clothing elements, including absolute clothing, complements (milineris), and accessories worn by the bride and groom. The absolute clothing for the bride consists of a kebaya and a songket skirt, while the groom wears a suit and trousers. Complements such as ulos ragi hotang, which symbolizes the bond of affection, mandar hela as a symbol of politeness for the son-in-law, and sengka-sengka (shawl), solop (sandals), and shoes are important parts that provide aesthetic value and cultural meaning to the wedding dress. In addition, additional accessories such as sortali (women's headband) and tali-tali (men's headband) as well as jasmine ronce on the bride's bun add beauty and symbolize social status and prayers for blessings. The method used is descriptive qualitative, with data collection techniques in the form of in-depth interviews and participatory observation. The results of the study indicate that the Batak Toba wedding dress in Tanah Merah Village has a rich symbolic meaning, reflecting cultural values and family ties in the Batak Toba community. This study is expected to provide insight into the importance of preserving the customs and culture of the Batak Toba, especially for the younger generation.


Penelitian ini mengkaji tentang bentuk busana pengantin Batak Toba pendatang di Desa Tanah Merah Provinsi Riau khususnya dalam konteks upacara pernikahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami fungsi dan simbolisme unsur-unsur busana, meliputi busana mutlak, pelengkap (mililiners), dan aksesoris yang dikenakan calon pengantin. Pakaian mutlak calon pengantin wanita terdiri dari kebaya dan rok songket, sedangkan pengantin pria menggunakan jas dan celana panjang. Pelengkapnya seperti ulos ragi hotang yang melambangkan ikatan kasih sayang, mandar hela sebagai simbol kesopanan bagi menantu, dan sengka-sengka (selendang), solop (sandal), dan sepatu merupakan bagian penting yang memberikan estetika. nilai dan makna budaya pada gaun pengantin. Selain itu, tambahan aksesoris seperti sortali (ikat kepala wanita) dan tali-tali (ikat kepala pria) serta ronce melati pada sanggul pengantin menambah keindahan dan melambangkan status sosial serta doa berkah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaun pengantin Batak Toba di Desa Tanah Merah mempunyai makna simbolik yang kaya, mencerminkan nilai-nilai budaya dan ikatan kekeluargaan dalam masyarakat Batak Toba. Kajian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang pentingnya melestarikan adat dan budaya Batak Toba khususnya bagi generasi muda.

Full Text:

PDF

References


Ayu, P., & Yuliarma, Y. (2024). Kajian Bentuk dan Makna Busana Pengantin Wanita di Nagari Padang Magek Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Artefak, 11(2), 245–254. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.25157/ja.v11i2.14645

Damanik, O. I., Sibarani, R., Tampubolon, F., Sinulingga, J., & Damanik, R. (2024). Kearifan Lokal Simbol pada Jenis Ulos Batak Toba. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(2), 228203–228211.

Firmando, H. B. (2024). The Migration Of The Batak Toba Community And Its Relevance To The Advancement Of Human Resources In The Lake Toba Region. Jurnal Sosiologi Nusantara, 10(1), 205–217. https://doi.org/https://doi.org/10.33369/jsn.10.1.204-216

Fitri, Y., & Nelmira, W. (2024). Desain dan Makna Busana Penghulu di Nagari Taram Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 13(1), 10–16. https://doi.org/https://doi.org/10.24114/gr.v13i01.50115

Harmelia, C., & Yuliarma, Y. (2021). Perubahan Desain Busana Adat Pengantin Wanita Di Kota Pariaman Sumatera Bara. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 515–521. https://doi.org/https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.29093

Misnawati, T., Adriani, A., & Nelmira, W. (2017). Studi Tenteng Busana Pengantin Tradisional di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. . . Journal of Home Economics and Tourism, 15(2), 1–13.

Moleong, L. (2006). Metedologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. PT. Remaja Rosdkarya.

Pattipeilohy, P., Ringhard, V., & Idrus, M., S. (2013). The Influence Of TheAvailability Of Money and Time, Fasion Involvement, Hedonic Comsumption.

Putri, R., N., & Yuliarma, Y. (2023). Perubahan Kombinasi Warna Busana Adat Pengantin Tradisional Wanita Lintau Buo Sumatera Barat. SOSPENDIS: Sosiologi Pendidikan Dan Pendidikan IPS, 1(1), 21–26.

Rumapea, M., E., & Simanungkalit, A. (2015). Dampak Modernisasi terhadap Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Batak Toba di Kota Medan. ANTHROPOS: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya, 1(2), 167–174.

Sari, D., P., Ramainas, R., & Yuliarma, Y. (2015). Studi Tentang Busana Pengantin Melayu Jambi di Kecematan Kota Baru Kota Jambi. Journal of Home Economics and Tourism, 8(1), 1–13.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Yuliarma, Y., & Arvany, Y. P. (2023). Perubahan Desain Motif Sulaman Benang Emas Pada Busana Pengantin Wanita Di Sungayang Kabupaten Tanah Datar. Home Economics Journal, 7(1), 8–15. https://doi.org/https://doi.org/10.21831/hej.v7i1.59408




DOI: https://doi.org/10.17509/e.v24i1.75784

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 EDUTECH

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Copyright © 2018 Edutech