DAMPAK PENCEMARAN WADUK SAGULING TERHADAP BUDIDAYA IKAN JARING TERAPUNG
Abstract
Waduk Saguling adalah salah satu dari tiga waduk yang berada pada aliran Sungai Citarum. Penduduk memanfaatkan potensi perairan waduk untuk kepentingan usaha budidaya ikan khususnya Sistem Jaring Terapung (Japung) dan sangat membantu bagi peningkatan perekonomian masyarakat di pesisir waduk. Saat ini, kondisi kualitas air waduk cenderung menunjukkan penurunan, baik sebagai akibat pencemaran oleh limbah industri, rumah tangga, maupun secara kuantitas yaitu faktor penurunan jumlah atau volume air terutama kemarau panjang yang sering terjadi di beberapa tahun terakhir. Sejauh apa tingkat pencemaran yang terjadi saat ini, dan bagaimana pengaruhnya terhadap usaha budidaya ikan Sistem Jaring Terapung penduduk di kawasan Waduk Saguling, adalah tujuan dari penelitian ini. Adapun metode dan analisis yang digunakan adalah survey dan analisis deskriptif. Variable dalam penelitian ini yaitu tingkat pencemaran Waduk Saguling sebagai variabel bebas, dan budidaya ikan sebagai sub-variabelnya yang meliputi tingkat produksi ikan jaring terapung, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagai variabel terikat. Pengambilan sampel dilakukan secara Probability sampling yaitu setiap satuan dari populasi diberikan kemungkinan yang sama untuk dimasukkan ke dalam sampel. Berdasarkan probability sample maka seorang peneliti dalam batas tertentu dapat menarik kesimpulan yang berlaku bagi seluruh populasi. Pengumpulan datanya dengan observasi, kuesioner, wawancara, studi litelatur dan studi dokumentasi. Sedangkan pengolahan datanya menggunakan analisis prosentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa pencemaran badan air Citarum mencapai 260 ton limbah rumah tangga domestik dan industri tumpah ke Citarum setiap harinya, sekitar 60% disebabkan oleh limbah domestik, sementara daya dukung badan air yang ada hanya mampu menerima beban pencemaran sekitar 80 ton Biocemikal Oxigen Demaind (BOD) per hari, iperkirakan pencemaran BOD oleh industri mencapai 100 ton per hari sedangkan oleh peduduk atau domestik mencapai 160 ton per hari. Dengan melihat kondisi tersebut maka badan air Citarum hanya mampu menampung separuh dari pencemaran yang disebabkan oleh limbah domestik dan industri tersebut. Kondisi tercemarnya air waduk tersebut juga berpengaruh pada kondisi ekonomi masyarakat. Hasil wawancara, menunjukkan pengahasilan mereka mengalami penurunan yang serius. Hasil panen pada musim kemarau dan musim hujan jauh berbeda, jika pada musim penghujan hasil panen bisa mencapai 6 kuintal per petak untuk bibit 100 kilogram, sedangkan pada musim kemarau maksimal hanya mampu mendapatkan hasil sebanyak 3-4 kuintal.
Kata kunci: pencemaran, Waduk Saguling, jaring terapung, produksi ikan,
pendapatan masyarakat.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Askary, Muhammad. (2001). Panduan Umum Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan Untuk Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Penerapan AMDAL.
Fergusson, J.E. (1989). The Heavy Elements: Chemistry, Environmental Impact and Health Effects. Pergamon Press. New Zealand. Jumariyah. (2001). Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd), Timbal (Pb), dan Tembaga (Cu) Pada Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Teluk Banten. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (IPB).
Matsuri, Hasanawi. (2008). Agribisnis Ikan Nila, Bandung: CV Pustaka Gravika.
Palar, H., (2004), Pencemaran dan Toksiologi Logam Berat, Jakarta: Rineka Cipta.
Saputra, Adang. (2009). Bioakumulasi Logam Berat Pada Ikan Patin Yang Dibudidayakan Di Perairan Waduk Cirata Dan Laboratorium. Bogor: IPB
Shindu, Shita Femala. (2005). Kandungan Logam Berat Cu, Zn, Dan Pb Dalam Air, Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Dan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Dalam Keramba Jaring Apung, Waduk Saguling. Bogor: IPB
Sumaatmadja, Nursid. (2005). Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya dan Lingkungan Hidup. Bandung. Alfabeta.
Widowati, W., Astiana S., Raymond J, R., (2008), Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta : ANDI.
http://drdbengkulu.wordpress.com/2010/03/30/kualitas-air sungaikabupaten-kepahiang/.
DOI: https://doi.org/10.17509/gea.v11i2.1622
DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.17509/gea.v11i2.1622.g1094
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Asep Mulyadi, E. Siswandi Atmaja
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.