MODEL PENANGGULANGAN BANJIR
Abstract
Banjir dan genangan merupakan masalah tahunan dan memberikan pengaruh besar terhadap kondisi masyarakat baik secara sosial, ekonomi maupun lingkungan. Banjir bukan merupakan masalah pribadi yang diteliti berdasarkan disiplin ilmu, tetapi banjir diakibatkan sistem lingkungan yang rusak dan mata rantai fisis lingkungan yang terganggu, sehingga untuk mengatasi masalah banjir perlu dikaji secara terpadu. Banjir di wilayah Bandung Selatan, Jakarta Bekasi, Tangerang atau daerah lainnya disebabkan pada badan sungai terjadi pendangkalan oleh endapan material hasil erosi dari hulu sungai. Pendangkalan sungai tersebut menyebabkan kapasitas sungai berkurang. Selain terjadinya pendangkalan sungai, karena debit air yang mengalir dari hulu sungai meningkat. Peningkatan debit aliran pada anak dari hulu sungai sebagai akibat curah hujan yang turun tidak/kurang meresap ke dalam tanah, sehingga curah hujan menjadi aliran permukaan. Aliran permukaan yang bergerak di permukaan tanah mengikis tanah dan membawa ke badan sungai, karena itu aliran sungai bukan saja debit meningkat juga ditambah material hasil erosi. Material hasil erosi yang mengendap dengan debit aliran yang meningkat menyebabkan aliran air tidak dapat ditampung oleh sungai, sehingga aliran langsung pada badan sungai meluap yang berakibat banjir di sekitar dan sepanjang dataran sungai. Debit air permukaan yang meningkat yang disebabkan curah hujan yang tidak meresap, maka salah satu usaha yang perlu dikembangkan adalah curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah harus meresap. Dengan ketebalan curah hujan dengan debit aliran permukaan yang meningkat, maka setiap unit penggunaan lahan harus mampu meresapkan curah hujan yang jatuh pada setiap satuan lahan yang ada, sehingga aliran permukaan kecil yang dapat ditampung badan sungai. Banjir yang terjadi hanya di sekitar wilayah Bandung Selatan, Jakarta, Bekasi, Tangerang dan daerah lainnya, karena daerah tersebut merupakan daerah yang datar dan paling rendah. Tetapi Curah hujan yang terjadi di seluruh wilayah, terutama hulu sungai, maka untuk mengatasi peningkatan debit aliran permukaan, maka pada daerah hulu sungai dan penggunaan lahan perlu dikembangkan model resapan yang dapat menampung curah hujan meresap sebelum aliran permukaan mengalir melalui badan sungai. Model yang perlu dikembangkan untuk mengatasi terjadinya banjir adalah dengan mengurangi debit aliran permukaan, maka pada setiap unit penggunaan lahan harus meresapkan curah hujan. untuk meresapkan curah hujan dengan cara pembuatan sumur resapan alau lahan resapan. Pada setiap unit lahan aliran permukaan dialirkan pada sumur resapan atau aliran permukaan dialirkan ke lahan resapan, dimana struktur tanah pada lahan resapan diubah menjadi lahan yang mampu meresapkan air.
Kata kunci: model, banjir
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Agus Susanto. 2004. Studi Tingkat Bahaya Erosi di Sub Daerah Aliran Ci Meta Hulu Daerah Aliran Ci Tarum, Bandung: Geografi FPIPS UPI.
Anita, K.D. 2004. Studi Erosi pada Lahan Pertanian di Sub Daerah Aliran Ci Kendang Kabupaten Garut, Bandung: Geografi FPIPS UPI.
Arsyad, Sinatala. 2000. Konservasi Tanah dan Air, Bogor: IPB Press.
Arvin, Mulya. 2004. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Kuantitas Aliran Permukaan di Daerah Aliran Ci Kapundung Hulu, Bandung: Geografi FPIPS UPI.
Dede Sugandi, 1992. Pemanfaatan Foto udara untuk menganalisis Perubahan Debit Aliran Permukaan di Daerah Aliran Ci Kapundung Bandung, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
DOI: https://doi.org/10.17509/gea.v7i1.1709
DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.17509/gea.v7i1.1709.g1159
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Dede Sugandi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.