PADANG LAMUN SEBAGAI EKOSISTEM PENUNJANG KEHIDUPAN BIOTA LAUT DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, INDONESIA
Abstract
Ekosistem pesisir pada umumnya terdiri atas 3 komponen penyusun, yaitu padang lamun, terumbu karang, serta mangrove. Ketiga ekosistem tersebut membuat wilayah di daerah pesisir menjadi daerah yang relatif sangat subur dan produktif. Padang lamun merupakan suatu ekosistem pesisir yang memiliki produktivitas hayati tinggi dan sangat berperan penting pada fungsi-fungsi ekologis dan fisik dari lingkungan di daerah pesisir. Secara ekologis, padang lamun berperan sebagai daerah asuhan, daerah mencari makan para ikan kecil, penyu, bulu babi, dan biota lainnya, serta tempat berlindung berbagai jenis biota laut. Secara fisik, padang lamun berperan sebagai vegetasi yang menjaga stabilitas dan penahan sedimentasi di daerah pesisir, mengurangi dan memperlambat pergerakan gelombang, serta sebagai terjadinya suatu siklus nutrient, serta dapat dikatakan bahwa ekosistem padang lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang memiliki produktivitas tinggi. Selain itu, padang lamun memiliki fungsi yang tidak kalah penting dan cukup banyak diteliti pada saat ini, yaitu fungsinya sebagai penyerap karbon (carbon sink) atau Blue Carbon (Karawoe, 2009). Ekosistem padang lamun ini sangat memiliki peranan penting dalam penunjang kehidupan dan perkembangan biota laut di lautan yang dangkal, salah satu contohnya seperti di Pulau Pramuka ini. Penelitian mengenai peranan padang lamun sebagai ekosistem penunjang kehidupan biota laut di Pulau Pramuka ini dilakukan dengan penelitian langsung ke lapangan pada tanggal 6, 7, dan 8 Desember 2019. Dari hasil penelitian, kami menemukan bahwa ada 4 jenis lamun di Pulau Pramuka tepatnya di daerah timur di Pulau Pramuka, yaitu Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulate, Enhalus acoroides, dan Enhalus hemprichii. Keempat jenis lamun ini memiliki peranan penting dalam ekosistem padang lamun terutama dalam menunjang kehidupan biota laut di Pulau Pramuka.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Apramilda, Riesna. 2011. Status Temporal Komunitas Lamun dan Keberhasilan Transplantasi Lamun pada Kawasan Rehabilitasi di Pulau Pramuka dan Harapan, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Assuyuti, Y. M., Rijaluddin, A. F., Ramadhan, F., Zikrillah, R. B. 2016. Estimasi Jumlah Biomassa Lamun di Pulau Pramuka, Karya dan Kotok Besar, Kepulauan Seribu, Jakarta. Depik 5(2): 85-93. DOI: http://dx.doi.org/10.13170/depik.5.2.4914.
Aswandy, I. 2003. Asosiasi Fauna Krustasea dengan Potongan-Potongan Lamun di Laut Dalam. Jurnal Oseana Vol XXVIII, No 4. ISSN 0216-1877.
Azkab, M.H. 1987. Percobaan Transplantasi Lamun, Cymodocea rotundata Ehrenb. & Hempri.ex Aschers di rataan terumbu Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Kongres Nasional Biologi VIII, Purwokerto 8-10 Oktober 1987, 20 h.
Azkab, M.H. 1988. Transplantasi Lamun, Thalassia hemprichli (Ehrenb) Aschers di rataan terumbu Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Dalam: Teluk Jakarta; biologi, budidaya, oseanografi, geologi dan kondisi perairan (M. K. Moosa, D. P. Praseno dan Sukarno, eds.). Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta, 105-111.
Azkab, M.H. 1988. Pertumbuhan dan Produksi Lamun, Enhalus acoroides di rataan terumbu di Pari Pulau Seribu. Dalam: P3O-LIPI, Teluk Jakarta: Biologi, Budidaya, Oseanografi, Geologi dan Perairan. Balai Penelitian Biologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta.
Azkab, M.H. 1999. Kecepatan Tumbuh dan Produksi Lamun dari Teluk Kuta, Lombok. Dalam: P3O-LIPI, Dinamika komunitas biologis pada ekosistem lamun di Pulau Lombok, Balitbang Biologi Laut, PustlibangBiologi Laut-LIPI, Jakarta.
Azkab, M. H. 1999. Pedoman Inventarisasi Lamun, Vol XXIV. Nomor 1: 1-16. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta.
Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu. 2008. Inventarisasi Padang Lamun di Taman Nasional Kepulauan Seribu. Jakarta. Halaman 44.
Bulthuis, D. A. 1987. Effect of Temperature on Photosynthesis and Growth of Seagrass. Aquatic Botany, 27: 343-367.
Citra S.U. Dewi, Soedharma, D., Kawaroe, M. 2012. Komponen Fitokimia dan Toksisitas Senyawa Bioaktif Dari Lamun Enhalus Acoroides dan Thalassia Hemprichii Dari Pulau Pramuka, DKI Jakarta. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 3. No. 2. ISSN 2087-4871.
Coles, R. G. L. W. J. Long, J. E. Mellors, J. M. Bibby, and Roelofs. Seagrass Meadows of the Eastern Gulf of Carpentaria. QDPI Information Series.
Coles, R. G. L, W. J. Long, R. A. Watsom, and K. J. Derbyshire. 1993. Distribution of Seagrass and Their Fish and Penaeid Prawn Communities in Cairns Harbour a Tropical Estuaria, Northern Queensland, Australia. In Tropical Seagrass Ecosyestems; Structure and Dynamics in the Indo-West Pacific. Australian Journal and Freshwater Research, 44: 193-210.
Dennison, W. C. 1987. Effects of Light on Seagrass Photosynthesis, Growth and Depth Distribution. Aquatic Botany, 27: 15-26.
Dennison, W. C., R. J. Orth, K. A. Moore, J. C. Stevenson, V. Carter, S. Kollar, P. W. Bergstrom, and Batiuk, R.A. 1993. Assesing Water Quality with Submersed Aquatic Vegetation: Habitat Requirements as Barometers of Chesapeake Bay health. Bio-Science 42(2): 86-94.
Dore, I., and C. Frimodt. 1987. An illustrated guide to shrimp of the world. Osprey Books, Huntington, N.Y. 229 pp.
English, S., C. Wilkinson dan V. Baker. 1994. Survey Manual for Tropical Marine Resources. ASEAN Australia Marine Science Project: Living Coastal Resources.
Erftemeijer, P. L. A. 1994. Differences in Nutrient Concentration and Resources between Seagrass Communities on Carbonate and Terrigenous Sediments in South Sulawesi, Indonesia. Bulletin of Marine Science 54(2), 403-419.
Feryatun F., Hendrarto, B., Widyorini, N. 2012. Kerapatan dan Distribusi Lamun (Seagrass) Berdasarkan Zona Kegiatan yang Berbeda di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Journal of Management of Aquatic Resources. Halaman 1-7.
Fortes, M. D. 1990. Seagrasses: A Resource Unknown in the ASEAN Region. Association of Southeast Asian Nations/United States Coastal Resources Management Project Education Series 6.
Gulland, J. A. and J. R. Brian (Editor). 1984. Penaeid Shrimps-their Biology and Management. Selected papers presented at the workshop on the scientific basis for the management of penaeid shrimp held at Key West, Florida, U.S.A. Fishing News Books Limited.
Lanyon, J., C. J. Limpus, and H. Marsh. 1989. Dugongs and Turtles; Grazers in the Seagrass System. In Biology of Seagrass. A treatles on the Biology of Seagrass with a Special reference to the Australian Region. (Eds. A.W. D. Larkum, A. J. McComb and S. A. Shepherd).
Lanyon, J. 1986. Seagrasses of the Great Barrier Reef. Great Barrier Reef Marine Park Authority Special Publication Series (3).
Mellors, J. E., H. Marsh, and R. G. Coles. 1993. Intraannual Change in Seagrass Standing Crop, Green Island, Northern Queensland. In Tropical Seagrass Ecosystems; Structure and Dynamics in the Indo-West Pacific. Australian Journal of Marine and Freshwater Research, 44: 33-42.
Orth, R. J. 1977. Effect of Nutrient Enrichment on Growth of Eelgrass Zostera marina in the Chesapeake Bay, Virginia, USA. Marine Biology 44, 187- 194.
Phillips, R. C., and E. G. Menez. 1988. Seagrasses. Smithsonian Contribution to tha Marine Sciences. Number 34. Smithsonian Institution Press. Washington D.C.
Poiner, I. R., D. I. Walker, and R. G. Coles. 1989. Regional Studies-Seagrass of Tropical Australia. In Biology of Seagrass: A Treatise on the Biology of Seagrass with Special Reference to the Australian Region. (Eds A.W.D. Larkum, A.J. McComb and S.A. Sheperd) Chapter 10, pp. 279-296 (Elsevier: New York).
Rashed, M. A., L. Long, W. J. McKenzie, L. J. Roder, C. A. Roelofs, A. J. Coles and R.G. Coles. 1995. Port of Karumbu. Seagrass Monitoring Baseline Surveys. EcoPorts onograph Series Num. 4.
Sjafrie, N. D. M., Iswari, M. Y., Suyarso, Rahmat. 2017. Status Padang Lamun Indonesia 2017. Puslit Oseanografi–LIPI, Bibliografi : hlm. 23.
Tomascik, T., A. J. Mah, A. Nontji, and M. K. Moosa. 1997. The Ecology of the Indonesian Seas. Part Two. The Ecology of Indonesia Series. Volume VIII.
DOI: https://doi.org/10.17509/gea.v20i1.22749
DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.17509/gea.v20i1.22749.g11823
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Aufeeazzahra Nurani Praninda Putri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.