KESENIAN BRINGBRUNG DI KELURAHAN LEDENG, BANDUNG: KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS PERTUNJUKAN, PROSES PENCIPTAAN, FUNGSI, DAN MAKNA
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena kesusastraan lisan budaya Sunda yang salah satunya dimiliki masyarakat Kelurahan Ledeng di Kota Bandung. Kesenian Bringbrung tercatat telah berdiri sekitar tahun 1914, yang dipelopori oleh leluhur dari Pak Saripin bernama Abah Enja. Pada tahun tersebut, Abah Enja menemukan alat musik beserta sebuah kitab di pemakaman Cidadap. Tujuan adanya mantra Bringbrung di tengah masyarakat Ledeng ialah untuk mengingat rezeki yang telah diberikan Tuhan atas hasil panen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh informasi berkenaan struktur mantra, konteks pertunjukan, proses penciptaan, fungsi, dan makna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menempatkan peneliti sebagai instrumen utama untuk menemukan jawaban dari masalah. Hasil penelitian dari mantra Bringbrung versi pendek menunjukkan bahwa struktur mantra memiliki irama teratur, bunyi dominan dari mantra berupa bunyi-bunyi khusyuk serta liris, dan tema yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan, kepercayaan, serta sosial. Konteks pertunjukan pada ketiga bait mantra menunjukkan adanya pembacaan terhadap situasi dan budaya dari kolektif pemilik. Proses penciptaannya bersifat terstruktur dengan pola pewarisan yang horizontal dan vertikal. Hal tersebut menunjukkan bahwa mulai terdapat keterbukaan dalam kolektif kesenian. Adapun fungsinya berkaitan dengan sistem proyeksi, alat pengesahan budaya dan pendidikan, alat untuk memberikan kedudukan, menegur seseorang, serta memprotes hal yang tidak adil. Makna mantra Bringbrung memiliki representasi terhadap tema-tema alam, kepercayaan, dan sosial yang memiliki peran penting dalam pengetahuan kolektif Bringbrung.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.