Pendidikan Karakter dalam Perspektif Tokoh Muhamadiyah
Abstract
Muhammadiyah didirikan pada saat kondisi pendidikan pemerintah kolonial yang diskriminatif dan kondisi pendidikan Islam yang memprihatinkan. Kondisi tersebut mendorong KH. Ahmad Dahlan untuk menyelenggarakan sekolah Muhammadiyah, yang memadukan pengetahuan umum dengan pengajaran agama. Hal ini bertujuan untuk memberi keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan spiritual pada siswa. Pendidikan karakter KH. Ahmad Dahlan didasarkan pada ajaran Islam, yaitu iman, ilmu, dan amal. Pada prinsipnya, agama bukan sekedar sebagai pengetahuan saja, tetapi harus sampai pada amalan. KH. Ahmad Dahlan menolak sistem pendidikan pemerintah kolonial Belanda saat itu, yang diskriminatif dan sangat intelektualis. Selain itu, KH. Ahmad Dahlan menganggap penting dilaksanakannya pendidikan yang bersifat menyeluruh, yang dilaksanakan dalam sistem pondok, dan dikelola dengan prinsip kekeluargaan. Melalui sistem pondok, dengan kebersamaan guru dan murid setiap harinya, secara tidak langsung anak tidak hanya belajar dari buku-buku pelajaran, tetapi juga melalui kehidupan yang mereka alami sehari-hari. Pendidikan karakter berbasis agama dalam pendidikan akhlak menurut KH. Ahmad Dahlan sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang berbasis agama dan budaya, jika diterapkan saat ini selaras pula dengan desain induk pendidikan karakter yang dikembangkan oleh pemerintah.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alfian. (2010). Politik Kaum Modernis, Perlawanan Muhammadiyah terhadap Kolonialisme Belanda. Jakarta: Al Wasath.
Dahlan, A. (1985). “Tali Pengikat Hidup Manusia”, dalam Perkembangan Pemikiran Muhammadiyah dari Masa ke Masa, Menyambut Muktamar ke-41. Yogyakarta: PT. Dua Dimensi.
Mulkhan, A. M. (1990). Pemikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah, dalam Perspektif Perubahan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulkhan, A. M. (2010). Pesan dan kisah Kiai Ahmad Dahlan, dalam hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Mu’ti, A. (2008). Pluralisme keagamaan dalam pendidikan Muhammadiyah: Studi Kasus di Ende, Serui, dan Putussibau. Disertasi. Jakarta: UIN Sjarif Hidayatullah.
Shihab, A. (1998). Membendung Arus, Respon Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia. Jakarta: Mizan.
Syuja, K. (2010). Islam Berkemajuan, Kisah Perjuangan, K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah Masa Awal. Tangerang: Al Wasath.
Tafsir, A. (1987). Konsep pendidikan formal dalam Muhammadiyah. Disertasi. Jakarta: UIN Sjarif Hidayatullah.
Tamim, D. (1990). “Muhammadiyah di Mata Rantai Perjalanan Bangsa” dalam Muhammadiyah, Sejarah, Pemikiran, dan Amal Usahanya. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Zarkasyi, A. S. (2010). Membangun kepribadian dan karakter bangsa melalui pendidikan. Makalah. Seminar Nasional FISE UNY, 12 Mei 2010.
DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v1i1.8603
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah
INDEXED
TOOLS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Alamat Redaksi: Gedung Numan Soemantri, FPIPS UPI, Departemen Pendidikan Sejarah, Lantai 2, Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung, 40154