PENGGUNAAN DIALEK KANSAI DALAM ANIME DETECTIVE CONAN EPISODE 651
Abstract
Abstrak
Berdasarkan World Investment Report 2015 yang dirilis pada tanggal 25 Juni 2015 oleh sebuah oraganisasi di bawah naungan perserikatan (PBB) bernama United Nations Conference Trade and Development (UNCTAD), Indonesia adalah negara yang mengalami pertumbuhan penanaman modal tertinggi di Asia Tenggara yaitu sebanyak 20% dengan investor terbesarnya adalah Jepang. Besarnya investor Jepang berbanding lurus dengan besarnya jumlah tenaga kerja yang mampu berbahasa Jepang yang dibutuhkan. Dalam dunia kerja komunikasi dan bahasa sebagai alat komunikasi sangatlah dibutuhkan. Bahasa itu beragam, di Jepang sendiri terdapat 28 dialek. Dialek Kansai dengan rasio penggunaan 1:6 menjadi dialek digunakan terbanyak kedua setelah bahasa Jepang standar. Terdapat perbedaan pengucapan, tata bahasa dan kosakata antara dialek Kansai dan bahasa Jepang standar. Berangkat dari fakta tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada miskomunikasi yang muncul akibat ketidaktahuan terhadap dialek Kansai dalam anime Detective Conan episode 651 yang mengambil latar dunia kerja. Dengan metode penelitian deskriptif, diketahui bahwa ketidaktahuan terhadap dialek Kansai dapat menimbulkan miskomunikasi yang berakibatkan kesalahpahaman. Miskomunikasi terbesar didapat karena ketidaktahuan bahwa dalam dialek Kansai jibun dapat berarti saya dan amechan berarti permen. Selain itu juga diketahui bahwa dalam dialek Kansai rasa asin disebut dengan karai dan penggunaan dialek Kansai dengan cara yang buruk dapat membuat marah orang Kansai yang sangat bangga dan menghargai dialek Kansai.
Kata kunci: Bahasa Jepang standar, dialek Kansai, miskomunikasi
Abstract
Based on World Investment Report 2015 that has been released on 25 June2015 by an organization under United Nation (UN) named United Nations Conference Trade and Development (UNCTAD), Indonesia is a country that is experiencing the highest investment growth in Southeast Asia as much as 20%, with Japan as the biggest investor. Japanese investment rate is directly proportional with the number of requiring workers who can speak Japanese. On working life communication and language as one of the communication tool is really necassery. Language has many varieties, in Japan there are 28 kinds of dialect. Kansai Dialect with 1: 6 of using ration, is the secondnumbermost uses in Japan after standard Japanese. Based on that fact this reasearch is to find is there any miscommnication that occure due to the-do-not-know about Kansai dialect on Detective Conan anime episode 651 with work life is the background. By using descriptive research method ascertainable that the-do-not-know about Kansai dialect can cause miscommunication that lead to misunderstanding. Biggest miscommunication occurred because the-don-not-now that jibun in Kansai dialect can be translated as me and amechan means candy. Beside that we also know that salty in Kansai dialect is karai and using Kansai dialect in poor way can make Kansai people angry due to their pride and appreciate toward Kansai dialect.
Keyword : Standard Japanese, Kansai dialect, miscommunication
Full Text:
PDFReferences
Arieyani, M.S. (2009). Analisis Pemakaian Dialek Osaka (Studi Kasus Dialek Osaka dalam Drama Lovely Complex). (Skripsi). Sekolah sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sutedi, D. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.
Sukmadinata, N.S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
DOI: https://doi.org/10.17509/japanedu.v1i2.3292
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Department of Japanese Language Education, Faculty of Language and Literature Education
Universitas Pendidikan Indonesia
Online ISSN: 2528-5548 |
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang (e-ISSN:2528-5548) lisenced under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Internasional (CC BY-SA 4.0)